·
ARSITEKTUR POHON
Arsitektur
pohon merupakan gambaran morfologi pada suatu waktu yang merupakan suatu fase
pada saat tertentu dari suatu rangkaian seri pertumbuhan pohon, nyata dan dapat
diamati setiap waktu. Bentuk pertumbuhan yang menentukan rangkaian fase
arsitektur pohon disebut model arsitektur.
Supriyanto (2010; komunikasi pribadi)
menjelaskan bahwa hasil dari organogenesis dan morfogenesis akan membangun
arsitektur pohon. Arsitektur pohon merupakan hasil dari pertumbuhan yang
dilakukan oleh jaringan meristem apical yang membentuk pola-pola pada
percabangan pohon dan pola-pola ini berlanjut dengan pengulangan yang
sama. Jenis-jenis pohon tertentu akan memiliki pola-pola tertentu pula
dalam pertumbuhan percabangan membentuk model-model tertentu.
Menurut Tomlison (1983), bentuk dari
pohon mencirikan penampilan dari suatu kelompok biologi, artinya pohon-pohon
yang berada pada kelompok biologi yang sama cemnderung memiliki kesamaan dalam
bentuk dan pola arsitekturnya. Sebelumnya Halle dan Oldeman (1978) telah
mendeskripsikan model-model arsitektur pohon hutan terdiri atas 23 model untuk
jenis-jenis pohon dan tumbuhan hutan lainnya dijumpai sebagai model pada
pohon-pohon hutan di wilayah tropika. Dijelaskan lebih lanjut bahwa
arsitektur pohon merupakan abstraksi dari genetic oleh suatu tumbuhan sejak
mengawali pertumbuhannya, arsitektur pohon berbeda pengertian dengan pola
pertumbuhan, habitus dan bentuk-bentuk tajuk. Arsitektur adalah bentuk
dari produk akhir dari suatu pola perilaku pertumbuhan meristem apical, ukuran
atau habitus bukan merupakan faktor pembeda karena pohon dengan herba dapat
saja memiliki hasil akhir pola perilaku pertumbuhan yang sama.
Setiap jenis pohon memiliki satu model
arsitektur yang tetap, tetapi satu model arsitektur dapat dimiliki oleh
berbagai jenis pohon dari family yang sama atau berbeda.
·
Model Arsitektur
Pohon (Massart, Rauh dan Nozeran)
Model arsitektur pohon merupakan konstruksi bangunan
suatu pohon sebagai hasil pola pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara
morfogenik. Elemen-elemen dari suatu arsitektur pohon terdiri dari pola
pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan puncak terminal (Halle et
al, 1975).
- Model massart : yaitu model pohon dengan ciri-ciri batang
batang bercabang, poliaksial, dengan aksis vegetatif tidak ekuivalen,
homogen (terdiferensiasi dalam bentuk aksis ortotropic), percabangan
seluruhnya acrotonic dalam membentuk batang, bukan konstruksi modular
dengan perbungaan lateral, pola percabangan umum monopodium, pertumbuhan
batang dan cabang ritmik dan percabangan flagiotropik bukan karena
aposisi, monopodial atau simpodial karena substitusi. Contohnya : ki endog
(Geniostoma haemospermum) dari famili Loganiaceae dan ki bangkong (Turpinia
spaerocarpa) dari famili Staphyliaceae. Gambar arsitekturnya sebagai
berikut
- Model Rauh : yaitu model pohon yang memiliki ciri-ciri batang bercabang, poliaksial atau pohon dengan beberapa aksis berbeda, dengan aksis vegetatif yang tidak ekuivalen dengan bentuk homogen, semuanya orthotropic, percabangan monopidial dengan perbungaan lateral dan mempunyai batang pokok yang mengalami pertumbuhan secara ritmik. Contohnya : huru (Litsea angulata) dari famili Elaeocarpaceae, puspa (Schima wallichii) dari famili Theaceae dan rasamala (Altingia excelsa) dari famili Hamamelidaceae. Gambar arsitekturnya sebagai berikut :

- Model Nozeran : yaitu model pohon yang memiliki ciri batang bercabang, kadang-kadang terlihat seperti tidak bercabang, poliaksial, aksis vegetatif tidak ekuivalen (homogen, heterogen atau campuran) tetapi selalu mempunyai perbedaan yang jelas antarara batang dan cabang, aksis vegetatif homogen, percabangan akrotoni, bukan konstruksi modular, seringkali dengan perbungaan lateral, pokok simpodium, ortotropik, cabang berupa simpodial atau monopodial tetapi tidak pernah plagiotropik. Gambar arsitekturnya sebagai berikut :

· Berbagai Macam Model Arsitektur Pohon

- Model Aubreville
- Model Massart's
- Model Roux
- Model Rauh
- Model Attim
- Model Troll
Model Aubre’ville
Batang
monopodial dengan pertumbuhan yang ritmik, tatasusunan daun (filotaksis) spiral
atau dekusatus, melahirkan percabangan melingkar dengan filotaksis sama.
Percangan tumbuh ritmik tapi modular, setiap cabang bersifat plagiatropik
dengan aposition. Perbungaan lateral dan mengakibatkan modul pertumbuhan
indefinite. Contoh : Campnosperma brevipetiolatum, Endorspermum diadenum,
Fagraea fragrans, Palaquium gutta dan Terminalia catappa.

Batang monopodial ortotropik dengan
pertumbuhan ritmik dan menghasilkan percabangan yang teratur. Percabangan
plagiatropik Contoh : Ceiba petandra, Dipterocarpus costulatus, Shorea ovalis.

Model Roux’s
Pertumbuhan meristem batang monopodial
ortotropik memperlihatkan pertumbuhan kontinu. Percabangan plagiatropik dan
biasanya kontinu. Susunan daun spiral batang batang tetapi biasanya bercabangan
memperlihatkan baris yang jelas (distichous). Posisi bunga tika signifikan
dengan pengerian/defenisi model ini Contohnya : Dryobalanops sumarensis, Durio
zibethinus, Hopea odorata.

Model Rauh
Batang
monopodial dengan pertumbuhan secara ritmik dan mengakibatkan perkembangan
percabangan dimana secara morfologi identik dengan batang. Bunga selalu
lateral. Contoh : Araucaria cunninghamii, Artocarpus heterophyllus, Pinus
merkusii dan Swietenia macrophylla.

Model Attim
Poros secara kontinu tumbuh, dibedakan
menjadi batang monopodial dan percabangan yang ekuivalen. Bunga lateral dan
tidak mempengaruhi bentuk kuncup. Contohnya Casuarina equisetifolia, Lumnitzera
racemosa, Calophyllum spp, Ceriops tagal dan Rhizophora mucronata.
Model Troll’s
Seluruh poros plagiatropik dengan
kontinu superposisi. Contoh Albizia lebbeck Pterocarpus indicus.

Terdapat 3 model. Model yang penting
di Asia Tenggara adalah Model TROLL’s.

·
Cara Mengidentifikasi
Model Arsitektur Pohon
Model arsitektur pohon merupakan konstruksi bangunan suatu pohon sebagai
hasil pola pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenik.
Elemen-elemen dari suatu arsitektur pohon terdiri dari pola pertumbuhan batang,
percabangan dan pembentukan puncak terminal.
Cara mengidentifikasi model arsitektur
pohon yaitu dengan melihat pola pertumbuhan pohon yang dapat berupa ritmik dan
kontinyu. Pertumbuhan ritmik memiliki suatu periodisitas dalam proses
pemanjangannya yang secara morfologi ditandai dengan adanya segmentasi pada
batang atau cabang. Pertumbuhan kontinyu tidak memiliki periodisitas dan tidak
ada segmentasi pada batang atau cabangnya.
Selain itu juga melihat pola
percabangan yang dapat dibedakan atas pola sylepsis (percabangan yang terbentuk
dari meristem lateral dengan perkembangan kontinyu) dan pola percabangan
proplepsis (percabangan yang terbentuk secara diskontinyu dengan beberapa
periode istirahat dari meristem lateral). Pertumbuhan tunas pada jenis-jenis
pohon juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu orthrotropik dan plagiotropik.
Pertumbuhan tunas jenis orthrotropik dicirikan oleh pucuk yang terbentuk
berorientasi tumbuh vertikal dan sering tidak berbunga, sedangkan pada
pertumbuhan tunas jenis plagiotropik yaitu pucuk yang terbentuk berorientasi
tumbuh secara horizontal dan sering menghasilkan bunga.
·
Hubungan
arsitektur pohon dengan pertumbuhan dan kualitas kayu
Model
arsitektur pohon merupakan ekspresi pertumbuhan, yaitu sebagai hasil dari
organogenesis dan morfogenesis. Arsitektur pada pohon secara langsung
berhubungan erat dengan pertumbuhan pohon. Pohon-pohon dengan pola
pertumbuhan tertentu sudah barang tentu akan diindikasikan pula oleh arsitektur
akibat pertumbuhan dari jaringan meristem. Sebagai contoh, pohon-pohon
dengan model Aubreville cenderung memiliki perilaku pertumbuhan yang berbeda
dengan model Raux, pohon model Aubreville akan lebih banyak membutuhkan waktu
untuk menambah cabang-cabang baru kearah horizontal yang mengakibatkan tajuk
cenderung semakin melebar sehingga pemanjangan batang lebih terlambat.
Sedangkan pohon-pohon dengan model Roux lebih mempercepat pemanjangan batang,
sehingga pembentukan cabang-cabang juga menjadi lebih singkat yang pada
akhirnya lebih membentuk pola-pola tajuk yang mengerucut.
Dari
uraian di atas membuktikan bahwa perbedaan model arsitektur yang dimiliki oleh
jenis-jenis pohon akan menghasilkan pertumbuhan yang berbeda pula, jenis-jenis
pohon pionir umumnya lebih mengutamakan pemanjangan batang terlebih dahulu baru
kemudian menambah cabang-cabang baru, tetapi kadang-kadang pembentukan cabang
baru juga dilakukan bersamaan dengan pemanjangan batang. Jenis-jenis
lambat tumbuh umumnya dicirikan dengan pertumbuhan cabang-cabang pohon secara
bertahap diikuti dengan pemanjangan batang secara perlahan, pohon-pohon semacam
ini umumnya dicirikan dengan pola pertumbuhan yang ritmik artinya terdapat
fase-fase tertentu pertumbuhan melambat atau berhenti, kemudian dilanjutkan
pada saat kondisi factor-faktor lingkungan mendukung.
Keterkaitannya
dengan kualitas kayu, pohon-pohon akan memiliki fenotip yang bervariasi sesuai
dengan model arsitekturalnya. Kualitas kayu umumnya disesuaikan dengan
tujuan penggunaannya, sebagai contoh untuk kayu pertukangan umumnya disyaratkan
dengan fenotipe batang lurus silindris dengan tinggi bebas cabang tinggi dan
diameter besar. Model arsitektur yang menghasilkan fenotip demikian
tentunya dipandang memiliki kualitas kayu yang lebih baik, disamping itu
dibutuhkan syarat-syarat lainnya misalnya kandungan kimiawi, berat jenis,
kelenturan dan sebagainya. Pada tujuan penggunaan lainnya tentunya tidak
selamanya fenotip demikian yang dibutuhkan, untuk bahan baku pulp dan kertas
pohon-pohon dengan percabangan yang banyak tidak menjadi persoalan, tetapi
panjang serat dan syarat-syarat lainnya lebih diperlukan.
Sumber Referensi
gambarnya kenapa tidak bisa ditampilkan kakak ??
BalasHapus