Kamis, 23 Mei 2013

Paper! Pengelolaan DAS -Arsitektur Pohon-



·         ARSITEKTUR POHON
Arsitektur pohon merupakan gambaran morfologi pada suatu waktu yang merupakan suatu fase pada saat tertentu dari suatu rangkaian seri pertumbuhan pohon, nyata dan dapat diamati setiap waktu. Bentuk pertumbuhan yang menentukan rangkaian fase arsitektur pohon disebut model arsitektur.
Supriyanto (2010; komunikasi pribadi) menjelaskan bahwa hasil dari organogenesis dan morfogenesis akan membangun arsitektur pohon.  Arsitektur pohon merupakan hasil dari pertumbuhan yang dilakukan oleh jaringan meristem apical yang membentuk pola-pola pada percabangan pohon dan pola-pola ini berlanjut dengan pengulangan yang sama.  Jenis-jenis pohon tertentu akan memiliki pola-pola tertentu pula dalam pertumbuhan percabangan membentuk model-model tertentu.
Menurut Tomlison (1983), bentuk dari pohon mencirikan penampilan dari suatu kelompok biologi, artinya pohon-pohon yang berada pada kelompok biologi yang sama cemnderung memiliki kesamaan dalam bentuk dan pola arsitekturnya. Sebelumnya Halle dan Oldeman (1978) telah mendeskripsikan model-model arsitektur pohon hutan terdiri atas 23 model untuk jenis-jenis pohon dan tumbuhan hutan lainnya dijumpai sebagai model pada pohon-pohon hutan di wilayah tropika.  Dijelaskan lebih lanjut bahwa arsitektur pohon merupakan abstraksi dari genetic oleh suatu tumbuhan sejak mengawali pertumbuhannya, arsitektur pohon berbeda pengertian dengan pola pertumbuhan, habitus dan bentuk-bentuk tajuk.  Arsitektur adalah bentuk dari produk akhir dari suatu pola perilaku pertumbuhan meristem apical, ukuran atau habitus bukan merupakan faktor pembeda karena pohon dengan herba dapat saja memiliki hasil akhir pola perilaku pertumbuhan yang sama.
Setiap jenis pohon memiliki satu model arsitektur yang tetap, tetapi satu model arsitektur dapat dimiliki oleh berbagai jenis pohon dari family yang sama atau berbeda. 
·         Model Arsitektur Pohon (Massart, Rauh dan Nozeran)
Model arsitektur pohon merupakan konstruksi bangunan suatu pohon sebagai hasil pola pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenik. Elemen-elemen dari suatu arsitektur pohon terdiri dari pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan puncak terminal (Halle et al, 1975).
  • Model massart : yaitu model pohon dengan ciri-ciri batang batang bercabang, poliaksial, dengan aksis vegetatif tidak ekuivalen, homogen (terdiferensiasi dalam bentuk aksis ortotropic), percabangan seluruhnya acrotonic dalam membentuk batang, bukan konstruksi modular dengan perbungaan lateral, pola percabangan umum monopodium, pertumbuhan batang dan cabang ritmik dan percabangan flagiotropik bukan karena aposisi, monopodial atau simpodial karena substitusi. Contohnya : ki endog (Geniostoma haemospermum) dari famili Loganiaceae dan ki bangkong (Turpinia spaerocarpa) dari famili Staphyliaceae. Gambar arsitekturnya sebagai berikut  
  • Model Rauh : yaitu model pohon yang memiliki ciri-ciri batang bercabang, poliaksial atau pohon dengan beberapa aksis berbeda, dengan aksis vegetatif yang tidak ekuivalen dengan bentuk homogen, semuanya orthotropic, percabangan monopidial dengan perbungaan lateral dan mempunyai batang pokok yang mengalami pertumbuhan secara ritmik. Contohnya : huru (Litsea angulata) dari famili Elaeocarpaceae, puspa (Schima wallichii) dari famili Theaceae dan rasamala (Altingia excelsa) dari famili Hamamelidaceae. Gambar arsitekturnya sebagai berikut :
               
  • Model Nozeran : yaitu model pohon yang memiliki ciri batang bercabang, kadang-kadang terlihat seperti tidak bercabang, poliaksial, aksis vegetatif tidak ekuivalen (homogen, heterogen atau campuran) tetapi selalu mempunyai perbedaan yang jelas antarara batang dan cabang, aksis vegetatif homogen, percabangan akrotoni,  bukan konstruksi modular, seringkali dengan perbungaan lateral, pokok simpodium, ortotropik, cabang berupa simpodial atau monopodial tetapi tidak pernah plagiotropik. Gambar arsitekturnya sebagai berikut :

·         Berbagai Macam Model Arsitektur Pohon

            
Terdapat 6 model yang penting pada kelompok pohon yang terdapat di asia tenggaara :
  • Model Aubreville
  • Model Massart's
  • Model Roux
  • Model Rauh
  • Model Attim
  • Model Troll
Model Aubre’ville
            Batang monopodial dengan pertumbuhan yang ritmik, tatasusunan daun (filotaksis) spiral atau dekusatus, melahirkan percabangan melingkar dengan filotaksis sama. Percangan tumbuh ritmik tapi modular, setiap cabang bersifat plagiatropik dengan aposition. Perbungaan lateral dan mengakibatkan modul pertumbuhan indefinite. Contoh : Campnosperma brevipetiolatum, Endorspermum diadenum, Fagraea fragrans, Palaquium gutta dan Terminalia catappa.
         
Model Massart
Batang monopodial ortotropik dengan pertumbuhan ritmik dan menghasilkan percabangan yang teratur. Percabangan plagiatropik Contoh : Ceiba petandra, Dipterocarpus costulatus, Shorea ovalis.
Model Roux’s
Pertumbuhan meristem batang monopodial ortotropik memperlihatkan pertumbuhan kontinu. Percabangan plagiatropik dan biasanya kontinu. Susunan daun spiral batang batang tetapi biasanya bercabangan memperlihatkan baris yang jelas (distichous). Posisi bunga tika signifikan dengan pengerian/defenisi model ini Contohnya : Dryobalanops sumarensis, Durio zibethinus, Hopea odorata.
Model Rauh
            Batang monopodial dengan pertumbuhan secara ritmik dan mengakibatkan perkembangan percabangan dimana secara morfologi identik dengan batang. Bunga selalu lateral. Contoh : Araucaria cunninghamii, Artocarpus heterophyllus, Pinus merkusii dan Swietenia macrophylla.
     
Model Attim
Poros secara kontinu tumbuh, dibedakan menjadi batang monopodial dan percabangan yang ekuivalen. Bunga lateral dan tidak mempengaruhi bentuk kuncup. Contohnya Casuarina equisetifolia, Lumnitzera racemosa, Calophyllum spp, Ceriops tagal dan Rhizophora mucronata.
Model Troll’s
Seluruh poros plagiatropik dengan kontinu superposisi. Contoh Albizia lebbeck Pterocarpus indicus.
Terdapat 3 model. Model yang penting di Asia Tenggara adalah Model TROLL’s.
·         Cara Mengidentifikasi Model Arsitektur Pohon
Model arsitektur pohon merupakan konstruksi bangunan suatu pohon sebagai hasil pola pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenik. Elemen-elemen dari suatu arsitektur pohon terdiri dari pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan puncak terminal.
Cara mengidentifikasi model arsitektur pohon yaitu dengan melihat pola pertumbuhan pohon yang dapat berupa ritmik dan kontinyu. Pertumbuhan ritmik memiliki suatu periodisitas dalam proses pemanjangannya yang secara morfologi ditandai dengan adanya segmentasi pada batang atau cabang. Pertumbuhan kontinyu tidak memiliki periodisitas dan tidak ada segmentasi pada batang atau cabangnya.
Selain itu juga melihat pola percabangan yang dapat dibedakan atas pola sylepsis (percabangan yang terbentuk dari meristem lateral dengan perkembangan kontinyu) dan pola percabangan proplepsis (percabangan yang terbentuk secara diskontinyu dengan beberapa periode istirahat dari meristem lateral). Pertumbuhan tunas pada jenis-jenis pohon juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu orthrotropik dan plagiotropik. Pertumbuhan tunas jenis orthrotropik dicirikan oleh pucuk yang terbentuk berorientasi tumbuh vertikal dan sering tidak berbunga, sedangkan pada pertumbuhan tunas jenis plagiotropik yaitu pucuk yang terbentuk berorientasi tumbuh secara horizontal dan sering menghasilkan bunga.

·         Hubungan arsitektur pohon dengan pertumbuhan dan kualitas kayu
Model arsitektur pohon merupakan ekspresi pertumbuhan, yaitu sebagai hasil dari organogenesis dan morfogenesis.  Arsitektur pada pohon secara langsung berhubungan erat dengan pertumbuhan pohon.  Pohon-pohon dengan pola pertumbuhan tertentu sudah barang tentu akan diindikasikan pula oleh arsitektur akibat pertumbuhan dari jaringan meristem.  Sebagai contoh, pohon-pohon dengan model Aubreville cenderung memiliki perilaku pertumbuhan yang berbeda dengan model Raux, pohon model Aubreville akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk menambah cabang-cabang baru kearah horizontal yang mengakibatkan tajuk cenderung semakin melebar sehingga pemanjangan batang lebih terlambat.  Sedangkan pohon-pohon dengan model Roux lebih mempercepat pemanjangan batang, sehingga pembentukan cabang-cabang juga menjadi lebih singkat yang pada akhirnya lebih membentuk pola-pola tajuk yang mengerucut.
Dari uraian di atas membuktikan bahwa perbedaan model arsitektur yang dimiliki oleh jenis-jenis pohon akan menghasilkan pertumbuhan yang berbeda pula, jenis-jenis pohon pionir umumnya lebih mengutamakan pemanjangan batang terlebih dahulu baru kemudian menambah cabang-cabang baru, tetapi kadang-kadang pembentukan cabang baru juga dilakukan bersamaan dengan pemanjangan batang.  Jenis-jenis lambat tumbuh umumnya dicirikan dengan pertumbuhan cabang-cabang pohon secara bertahap diikuti dengan pemanjangan batang secara perlahan, pohon-pohon semacam ini umumnya dicirikan dengan pola pertumbuhan yang ritmik artinya terdapat fase-fase tertentu pertumbuhan melambat atau berhenti, kemudian dilanjutkan pada saat kondisi factor-faktor lingkungan mendukung.
Keterkaitannya dengan kualitas kayu, pohon-pohon akan memiliki fenotip yang bervariasi sesuai dengan model arsitekturalnya.  Kualitas kayu umumnya disesuaikan dengan tujuan penggunaannya, sebagai contoh untuk kayu pertukangan umumnya disyaratkan dengan fenotipe batang lurus silindris dengan tinggi bebas cabang tinggi dan diameter besar.  Model arsitektur yang menghasilkan fenotip demikian tentunya dipandang memiliki kualitas kayu yang lebih baik, disamping itu dibutuhkan syarat-syarat lainnya misalnya kandungan kimiawi, berat jenis, kelenturan dan sebagainya.  Pada tujuan penggunaan lainnya tentunya tidak selamanya fenotip demikian yang dibutuhkan, untuk bahan baku pulp dan kertas pohon-pohon dengan percabangan yang banyak tidak menjadi persoalan, tetapi panjang serat dan syarat-syarat lainnya lebih diperlukan.

Sumber Referensi



1 komentar: